Jumat, 25 Januari 2019

Blog-ku Warisan-ku



Menulis dan menulis.
Salah satu hobi saya sejak kecil, walaupun masih jauh api dari panggang jika saya ingin memproklamirkan diri sebagai seorang penulis profesional.

Sejak kecil saya hobi menulis apa saja dalam lembar buku harian. Kebiasaan ini terus terbawa hingga remaja dan mulai mengikuti berbagai lomba essay di masa remaja putih abu. Saat takdir membawa saya menjadi ibu di usia 19 tahun, saya tetap menulis buku harian, kali ini untuk anak-anak saya.

Dahulu, semasa media sosial dan blog belum eksis, saya memiliki satu buku harian untuk masing-masing anak saya. Setiap kali ada waktu, saya menuliskan semua tingkah polah anak-anak dalam buku harian mereka masing-masing. Kebiasaan ini sudah berlangsung sejak mereka masih berwujud janin dalam rahim saya. Tujuannya? Tentu saja agar anak-anak bisa membaca segala hal tentang mereka di masa dewasanya kelak.

Terus terang saya agak terlambat mengenal dunia blog dan narablog. Faktor utama adalah karena ke-gaptek-an saya hihihi...
Setelah dunia memasuki era digital dan media sosial menjadi wahana menyenangkan bagi kegiatan tulis menulis, media tulis pertama dalam versi digital bagi saya adalah laman facebook. 



Hingga kemudian saya mengikuti sebuah kuliah online 'parenting' yang mengharuskan setor tugas-tugas harian melalui media blog. Maka dimulai-lah petualangan baru hidup saya seorang blogger amatir. Tulisan-tulisan di blog yang awalnya hanya melulu untuk memenuhi tugas harian, kemudian mulai bergeser.

Banyak tulisan saya di laman facebook tentang keseharian anak-anak dan keluarga kami yang kemudian saya pindahkan ke blog. Lalu salah seorang teman mencemplungkan saya bergabung dalam komunitas blogger. Dan saya mulai menikmati keseruan dunia narablog di era digital ini. Salah satunya adalah seperti yang Bang Nodi Harahap ulas dalam  tulisannya Serunya Mendulang Rupiah di Era Digital, jika sebelumnya saya hanya memiliki pengalaman memiliki toko online sebagai wahana mendulang rupiah (itu pun sudah lama tidak aktif lagi berjualan secara digital), tak hanya meraup profit dari beberapa lomba menulis, kini saya juga mulai menikmati peran sebagai narablog berbayar.

Tak pernah tersirat dalam angan saya sebelumnya, bahwa saya bisa menghadiri konferensi pers berikut pemutaran perdana film komersil yang dihadiri para pemeran utamanya secara gratis, bahkan dibayar. Atau mendapat undangan peluncuran buku dan berbagai produk, diberi sample produk untuk dicoba,  plus mendapat honor untuk menuliskan testimoni dan ulasan. Syaratnya cukup dengan menulis dan mengunggahnya di laman blog serta media sosial saya. Senangnyaaaa...

Dan salah satu puncak keseruan sebagai narablog adalah saat curhat saya di blog bahkan diganjar dengan Piagam Penghargaan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan gelar Juara 2 dalam kompetisi JurnalBlog Pendidikan Keluarga 2018 di bulan Oktober lalu. Kompetisi ini juga membuat saya kembali kecemplung dalam lingkup pergaulan para penulis profesional yang luar biasa hebat. Membuat saya tersadar, bahwa saya masih sangat amatir dalam dunia penulisan. Bahwa saya hanya lah seorang guru yang hobi menulis.



Meski saya belum percaya diri untuk menyebut diri ini sebagai penulis profesional, namun menulis telah membawa saya pada berbagai hal positif dalam hidup. Karena menulis, saya pernah dinobatkan menjadi Wanita Inspiratif 2013 versi Female Radio Jakarta. Karena menulis, saya bisa bertemu dan berbincang dengan menteri dan pejabat negara. Karena menulis, saya mengenal banyak teman dan saudara baru yang luar biasa menginspirasi. Karena menulis, saya pun merasakan profit dalam bentuk nominal. Semua itu bonus luar biasa yang saya dapat dari hobi menulis.

Tapi bukan karena itu semua saya berjanji pada diri sendiri akan terus menulis. Saat saya mengikuti karantina para nomine Kompetisi JurnalBlog Pendidikan Keluarga oktober lalu salah satu narasumber pemateri dalam diskusi, Bapak Gogot (seorang guru yang juga pakar digital) mengungkapkan bahwa konten negatif dalam lalu lintas dunia maya berjumlah jauuuuh lebih banyak ketimbang konten positif.

Untuk itu sangat diperlukan para penulis yang aktif berkarya agar jumlah konten positif di dunia maya minimal dapat seimbang bahkan melebihi konten negatif yang merusak generasi muda. 

Karena itu, kini saya memiliki alasan tambahan untuk tidak berhenti menulis. Sebab dalam kapasitas saya yang hanya seorang ibu rumah tangga dan guru SD di pinggiran Jakarta, menulis mungkin menjadi satu-satunya bentuk ibadah dan jihad digital yang dapat saya lakukan demi generasi muda bangsa ini.

Mengutip kalimat Anne Sullivan (guru pribadi Helen Keller, penderita cacat buta, bisu, tuli):

"Dengan kata-kata, kita bisa melihat kejadian 5000 tahun yang lalu. Dengan kata-kata lah manusia keluar dari kegelapan, tak terkubur dalam kegelapan. Hanya dengan kata-kata kita dapat menggenggam dunia di tangan kita."

Itu pula yang hingga kini menjadi alasan saya untuk menulis, tetap seperti tujuan saya semula sejak menjadi seorang ibu..



Tulisanku..

Blog-ku...

Adalah warisanku bagi anak turunku...



Saya belum menjadi orangtua super kaya yang mampu meninggalkan warisan harta untuk tujuh turunan hehe..
Saya pun bukan orangtua yang tanpa cela.
Hanya kata-kata yang dapat saya wariskan bagi kelima anak saya.


Maka...
Seperti kata salah satu sahabat yang seorang penulis pro: "Menulislah, agar kau tercatat dalam peradaban manusia."

Walaupun sebagai seorang blogger pemula, tentu saja masih sangat banyak yang harus saya pelajari (seperti bagaimana cara membuat tampilan blog yang menarik, atau bagaimana membuat konten berkualitas dengan topik yang lebih beragam misalnya), saya berjanji pada diri sendiri untuk terus belajar dan terus menulis. Sesuai pesan yang tercantum dalam piagam juara, yang kini tergantung cantik di dinding kamar:

Teruslah berkarya, bagikan cerita pendidikan yang menginspirasi seluruh Indonesia.
Cerahkan masyarakat dengan beragam informasi dan gagasan yang membangun optimisme.

#KompetisiBlogNodi
#NarablogEraDigital
https://www.facebook.com/nodianakrini
https://www.instagram.com/nodi_harahap/
https://twitter.com/nodiharahap
Load disqus comments

0 komentar

Designed By Risa Hananti. Diberdayakan oleh Blogger.