Jumat, 29 September 2023

KEGIATAN MANFAAT, TRANSPORTASI IDAMAN

Ada yang tahu konser rombongan para K-pop idol di sekitar GBK minggu lalu? Saya cuma tahu sebatas Super Junior, NCT Dream dan AESPA sedang mengadakan konser dan sangat sukses membuat alur peta merah konsisten selama berjam-jam di aplikasi gmaps. 

Wah ikutan nonton ya mak, kok tahu? 
Sayangnya daku lebih rela uang terpakai beli skincare dibanding bayar tiket konser euy. 
Jadi, noooo... 
Daku tak ikut nonton konser K-pop itu, tapi kebetulan menghadiri konser lain yang lebih sesuai kebutuhanku. Nah lokasinya berhadapan dengan arena konser para K-pop idol itu, tepatnya di Gedung D, Kemdikbud. 


Acara ini tuh ibaratt paket komplit untuk emak-emak dasteran fakir ilmu. Gimana enggak... Coba aja, datang ke Festival Ibu Penggerak tuh gak cuma dapat ilmunya, tapi juga dapat keesempatan silaturahmi per-ghibah-an bersama rekan-rekan sejawat. Jadi ghibahnya InsyaAllah bermanfaat dunia akhirat. 
Halah... 

FYI, ini bukan acara parenting ya. Bukan anti parenting aku mah.. Cuma beberapa tahun terakhir ini sepertinya kalau dengar event kegiatan untuk ibu tuh asosiasinya langsung melekat sebagai acara parenting gak sih? 

Festival Ibu Penggerak ini lebih tepat disebut kegiatan tahunan dalam rangka pemberdayaan wanita, terutama yang sudah berstatus ibu. Salah satu materinya adalah tentang public speaking yang dibawakan langsung oleh pakarnya, host TV dengan pengalaman belasan tahun di VOA (Voice of America), mbak Vena Annisa. Ada juga materi tentang kebijakan Kemdikbudristek dalam mengatur pendidikan negeri kita tercinta yang disampaikan oleh mbak Prita, Kepala Pusat Pengembangan Karakter Kemdikbudristek. 


Acara ini diprakarsai oleh Sidina Community dengan dukungan penuh dari Kemdikbudristek. Sudah terbayang dong kalau acaranya gak mungkin murahan, padahal tiketnya free loooooh. 
Beneran free alias gratis tis tis tis. 
Plus disediakan snack pagi dan sore berikut makan siang, lalu pulangnya seluruh peserta nenteng goodie bag. 

Masih kurang? 
Festival Ibu Penggerak juga bertabur buanyaaaaak doorprize. Bahkan mega doorprize nya tuh laptop chromebook nya Samsung maaaaak. 
Iyaaa... 
Asliiii... 
Beneran Samsung... 
Gimana gak menang banyak nih para emak-emak peserta. 
Makanya prinsip ekonomi emak rumahan berlaku disini:
"Kalau ada yang gratis bertabur hadiah, kenapa pilih yang bayar? "


Sepanjang acara sejak pukul 8 pagi, hingga jam 4 sore, daku dan teman-teman sangat menikmati dan menjadi asupan energi juga ilmu tak terkira. Durasi selama itu gak berasa banget. Tak sempat bosan pokoknya. 

Perjuangan menngolah ketenangan dimulai setelah acara FIP selesai. Ketika memutuskan pulang menggunakan armada taksi legendaris Blue Bird. Ujian kesabaran mulai terasa. 
Nope
Bukan si Blue Bird atuh yang bikin esmosih jiwah. 
Tapi si alur merah membara di gmaps yang bikin daku ngelus jilbab. 

Setelah order di aplikasi my blue bird, gak pake lama hitungan 2 menit kami sudah langsung dapat armada yang mengambil order. Posisi mobil saat itu tak sampai 500 meter dari Gedung D Kemdikbudristek. Hati sudah girang, riang tak terkira. 


Namun apalah daya, karena kondisi jalan, armada taksi biru belum tiba hingga lebih dari 30 menit kemudian. Meski sering tarik napas demi menjaga kewarasan dan asupan oksigen ke otak, saya sangat salut dengan pelayanan paripurna dari supir armada Blue Bird. 

Si Bapak sangat intens berkomunikasi melalui kolom chat menginfokan kondisi kemacetan dan posisi terkini. Bahkan berulangkali menawarkan dan mempersilahkan jika daku mau membatalkan pesanan untuk mencari moda transportasi lain yang lebih sesuai dengan kondisi kemacetan. 


Eh tak hanya Pak Supir yang menawarkan solusi ternyaman untuk pelanggan. Bahkan saya mendapat panggilan telepon dari mbak customer service, yang juga menginfokan kondisi jalan serta menawarkan untuk pembatalan demi kenyamanan penumpang. 
Salut sekali dong, padahal supir dan perusahaan pasti merugi jika saya membatalkan pesanan. Tapi kenyamanan pelanggan benar-benaar menjadi prioritas utama bagi Blue Bird ternyata.

Dan akhirnya taksi biru andalan sejak kecil tiba di lokasi penjemputan setelah penantian satu jam berlalu. Pengemudi dengan sabar menanti tanpa protes sekian belas menit lagi karena bestie daku harus ke toilet dahulu. 

Meluncur keluar dari area Gedung D Kemdikbudristek, kami langsung disambut kemacetan yang gak tangung-tanggung. Macetnya totalitas sekali pemirsa. Membuat saya menyempatkan diri syuting video ala lagu Menghitung Hari milik Krisdayanti di dalam taksi. Aih ketahuan deh umurnya. 
Yang masih ingat adegan dalam video musik Menghitung Hari, fix kita seumuran hahaha. 


Dalam perjalanan pulang, saya bersama bestie sejak merah putih karena wilayah rumah kami searah. Terbayang dong kalau rumahnya teman yang sesama alumni sekolah di SD negeri tuh pasti gak jauh-jauh lah ya. Nah ternyata si bestie ini sudah puluhan purnama tak merasakan layanan Blue Bird. Sehingga sedikit terkagum-kagum. 

"Eh blue bird sekarang mobil nya bukan sedan lagi ya. Wah jadi luas banget dalam nya. "
"Ini sih angkut sekeluarga juga bisa ya kalau armadanya family car begini."
"Selama ini gak naik taksi karena waktu kecil gue gak bisa naik sedan, bawaannya mual kalau naik taksi. Sekarang mobilnya tinggi gini, enak banget. "


Duh mau komen: norak kali lah kau bestie. 
Tapi ya wajar sih, secara emak dasteran macem si bestie ini kan memang jarang keluar rumah. Jika keluar pun biasanya bersama suami dan anak pakai mobil pribadi mereka. 


Agak beda dengan rutinitas daku yang menuntut mobilitas cukup tinggi. Yang mana kalau ada pekerjaan di lokasi yang belum pernah dikunjungi, saya selalu lebih pilih menggunakan transportasi umum demi alasan kepraktisan dan kenyamanan. Malas nyetir sembari pantau gmaps sih sesungguhnya, lebih enak jadi incess duduk manis tanpa perlu mikir keras saat nyetir. Sebab tiba di tempat tujuan nanti kan saya pasti akan memeras otak untuk melakukan pekerjaan. Jadi selama di perjalanan boleh lah daku santai saja menikmati pemandangan kanan kiri. 

Pakai transportasi umum menurut saya lebih fleksibel. Jika kondisi jalan macet, saya akan menggunakan ojek online. Saat hujan turun, saya akan beralih ke taksi online. 


Sejujurnya ada beberapa aplikasi transportasi online yang saya gunakan. Namun Blue Bird selalu menjadi pilihan utama saat malam hari masih di perjalanan. Tentunya untuk alasan keamanan dong. Tanpa merendahkan taksi online lain, namun armada Blue Bird yang adalah milik perusahaan (bukan milik pribadi), pengemudi yang terdaftar resmi sebagai karyawan perusahaan, dengan segala nomor identitas mobil dan pengemudi sejujurnya membuat saya lebih merasa aman dan terlindungi di malam hari. 


Hingga akhirnya malam itu kami berhasil melalui segala kemacetan tanpa terasa. Iya lah, yang merasakan macet kan bapak supirnya hehe, kita mah incess duduk manis ngobrol syantik di kursi penumpang. 
Tiba dengan selamat di rumah, pak supir langsung tergopoh turun untuk membukakan pintu dan menawarkan membawa turun barang-barang bawaan kami. Betul betul excellent service lah si Blue Bird ini. Jadi makin betah naik Blue Bird kan. 


Read more

Kamis, 06 Juli 2023

Teknologi Atap Dingin Atasi UHI (Urban Heat Island)

 Urban Heat Island?

Apaan tuh?

Ada yang sudah pernah dengar istilah UHI? Belum...

Sama doooong hehe

Saya pun baru tahu istilah itu kemarin saat menghadiri Sustainable Construction Series: SEMINAR EPISODE 1 CARBON NET ZERO MAINSTREAMING CONSTRUCTION IN INDONESIA yang diadakan oleh Tata Metal Lestari (TML) didukung oleh Kementerian Perindustrian dan Kementerian PUPR Republik Indonesia.

Menambah wawasan sekali sesi seminar ini. Sebagai emak dasteran, mata saya jadi terbuka terhadap isu lingkungan hidup yang ternyata sangat dekat dengan keseharian, tapi tak semua sudah menyadarinya. Jadi merasa setingkat lebih pintar setelah hadir di Pre-Function Hall 10, Indonesia Build Indonesia Convention Exhibition (ICE)-Indonesia Building Technology (Indo Build Tech) Expo 2023, kemarin.



Kembali ke laptop, penjelasan sederhana tentang Urban Heat Island kurang lebih seperti ini,

Di suatu wilayah kota, kepadatan penduduk dan kegiatan ekonomi yang sibuk lama-kelamaan akan menghasilkan akumulasi panas. Ini karena kota yang padat penduduk akan mengalami peningkatan keperluan dasar seperti tempat tinggal, jalanan, fasilitas umum, fasilitas kesehatan, dan yang lainnya. Panas yang terpusat di bagian-bagian tertentu dikenal sebagai kutub panas kota. Kutub panas kota juga disebut urban heat island.

Sumber: www.google.com


Urban heat island ditandai dengan terjadinya peningkatan suhu di kota, di mana pusat kota mempunyai suhu yang lebih tinggi dibandingkan daerah di sekitarnya. Bagi yang berdomisili di area urban seperti wilayah Bodetabek, ngerasa gak sih mak, kalau terkadang selama beberapa hari kita merasakan suhu udara dan cuaca tuh puanasnya sangat terlalu. Berpotensi membuat kita ingin minum es atau minuman dari kulkas secara maraton, akhirnya berujung flu atau masuk angin.

Nah itu sebetulnya adalah gejala UHI aka Urban Heat Island. Fenomena UHI umumnya terjadi di perkotaan karena banyaknya tutupan lahan dan juga infrastruktur yang menyerap panas. Hal ini tentunya sebagai akibat dari urbanisasi, perpindahan penduduk dalam jumlah besar dari desa ke kota setiap tahunnya. Artinya, faktor ketimpangan ekonomi juga menjadi salah satu pendukung terjadinya UHI.

Secara umum, penyebab dari UHI dapat dibagi menjadi lima faktor yaitu: 

  1. Struktur geometris kota yang rumit 
  2. Kapasitas termal yang tinggi dari material bangunan 
  3. Efek rumah kaca 
  4. Berkurangnya kecepatan angin di daerah perkotaan 
  5. Berkurangnya ruang terbuka hijau

Urban Heat Island telah menjadi fenomena yang serius. Pasalnya, suhu udara yang sudah panas akibat perubahan iklim menjadi semakin menyengat di perkotaan karena fenomena ini. Menurut Dr. Eng. Beta Paramita, S.T., M.T., (dosen Arsitektur UPI-Bandung, salah satu pembicara dalam seminar ini) berikut upaya untuk menekan fenomena UHI: 

  1. Menyesuaikan geometri kota 
  2. Meningkatkan pantulan panas di kota melalui penggunaan permukaan yang berwarna cerah 
  3. Menghemat penggunaan listrik 
  4. Merencanakan sistem pengangkutan yang baik 
  5. Memperbanyak permukaan yang mampu menyerap air 
  6. Memperbanyak ruang terbuka hijau
  7. Penggunaan material infrastruktur bangunan dan jalan dengan high Albedo

Sebagai upaya penanggulangan efek yang diakibatkan oleh fenomena ini, berbagai lembaga pemerhati lingkungan seperti The United Nations Environment Programme (UNEP) memberikan beberapa solusi penyelamatan diantaranya yaitu melalui penggunaan green roof, penggunaan cool roof, penanaman tumbuhan dan vegetasi pada lahan yang disediakan dan cool pavement.


Tatalogam Group melakukan inovasi teknologi yang mendukung konsep Bangunan Gedung Hijau (BGH) dengan meluncurkan produk cool roof atau atap dingin yang memiliki reflektansi surya yang tinggi.

Reflektansi surya yang tinggi merupakan kemampuan suatu material untuk memantulkan panas radiasi matahari, sehingga panas yang terserap akan semakin sedikit. CoolRoof atau atap yang dingin sangat dibutuhkan di daerah tropis seperti Indonesia, supaya bagian bawah atap tetap dingin dan nyaman untuk dihuni. Material CoolRoof ditandai dengan nilai Solar Reflectance Index (SRI) yang diukur menurut ASTM E1980 dan diberikan oleh Cool Roof Council (CRRC).




Teknologi  Atap Dingin ini dapat memantulkan panas yang menimpa, bukan menyerap panas untuk kemudian dialirkan ke dalam rumah sehingga membuat suhu dalam bangunan menjadi lebih tinggi. Apabila suhu tinggi yang terjebak dalam bangunan-bangunan rumah, ini yang kemudian berpotensi menjadi gelombang panas. Maka jangan heran jika gelombang panas berpotensi terjadi di area yang lebih padat penduduknya, seperti yang terjadi di India. 

Penggunaan coolroof  ini sangat ideal digunakan pada lingkungan perkotaan terutama di area padat penduduk.  Diharapkan teknologi atap dingin ini dapat memberi kontribusi bagi lingkungan hidup tropis di Indonesia, terutama untuk mengurangi potensi terjebaknya panas dalam area urban padat penduduk. 


Pasti tertarik dong ya mak untuk bisa menggunakan atap dingin ini di rumah kita masing-masing. Selain kita sebagai penghuni rumah juga akan lebih nyaman, sebagai warga masyarakat pun kita turut memberi kontribusi bagi lingkungan hidup di sekitar kita.

Tapiiiiii gimana dengan harga jualnya? terjangkau gak sih teknologi ini untuk bisa dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat hingga ke rakyat jelata seperti kita gini?


Tenang aja mak, menurut Stephanus Koeswandi, Vice President Tatalogam Group, "Kami menyediakan pilihan produk untuk seluruh segmen masyarakat dan segala lapisan ekonomi. Ada yang dengan harga sangat terjangkau, ada yang dengan kualitas middle up bahkan premium. Silahkan memilih  sesuai kebutuhan."

Nah kannnnn para pakar dan pelaku bisnis sudah memikirkan solusi dan bekerja keras menyediakan teknologi terapan demi keberlangsungan bumi yang kita pinjam dari anak cucu kita di masa depan. 

Sekarang giliran kita yuk memanfaatkan solusi tersebut seluas mungkin.I ngat loh, bumi kita cuma satu, dan bumi ini adalah modal hidup utama bagi generasi mendatang. 

Read more

Minggu, 09 Oktober 2022

Ayo Dukung Edukasi dan Optimalisasi Wakaf

Akhir pekan lalu saya berkesempatan menghadiri sejenak Rapat Kerja Forum Jurnalis Wakaf Indonesia dan mendengarkan tumpah ruah ilmu tentang wakaf dari para narasumber yang sangat mumpuni. 

Wakaf sebagai dana umat memang tak sepopuler zakat, infak atau sedekah. Selama ini stigma yang melekat di benak masyarakat adalah bahwa zakat merupakan kewajiban setiap muslim, infak dan sedekah sunnah namun masih dapat diupayakan untuk diamalkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Sementara wakaf, seolah hanya dapat dilaksanakan oleh mereka yang sudah memiliki banyak aset sebagai kaum aghniya. 

Wakaf yang umum dan populer dilaksanakan selama ini pun masih seputar aset mengendap 3M (makam, madrasah dan mesjid). Padahal menurut Ketua MUI, M. Cholil Nafis, "Wakaf idealnya adalah aset produktif yang menghasilkan." Artinya bahwa aset likuid pun ternyata dapat diwakafkan. 

Menurut Adi Warman Karim, Komisaris Utama BSI, "Tak perlu menunggu jadi orang kaya untuk bisa berwakaf."
Pernyataan-pernyataan tersebut tentu belum akrab terdengar di masyarakat perihal wakaf. Oleh sebab itu Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan perlunya edukasi dan literasi wakaf bagi masyarakat agar dapat memahami secara utuh segala hal tentang wakaf. 

Dalam pembukaan Rapat Kerja perdana Forum Jurnalis Wakaf Indonesia (Forjukafi),  Wahyu Muryadi, Ketua Umum Forjukafi menyebutkan, "Potensi wakaf dapat menjadi instrumen ekonomi yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat, bukan hanya untuk kaum muslim saja, sebab ternyata pemanfaatan wakaf pun dapat diperuntukkan untuk umat agama apa pun."

"Untuk itulah Forjukafi didirikan, sebagai upaya edukasi dan literasi wakaf bagi umat. Forjukafi adalah kumpulan jurnalis yang peduli pada isu pemanfaatan/optimalisasi wakaf. Wakaf selama ini adalah isu yang kalah populer dari isu zakat,  infak, sedekah maupun donasi. Padahal potensi wakaf tak kalah besar dibanding zakat, infak, sedekah dan donasi."

Bagi masyarakat umum, wakaf memang belum menjadi peluang penguatan ekonomi yang menarik perhatian. Sehingga meskipun raihan wakaf makin meningkat dari tahun ke tahun, namun masih tergolong rendah dibandingkan sektor zakat atau infak. Karena itu perlu ditingkatkan upaya literasi dan pemahaman tentang wakaf bagi masyarakat. 
Dalam acara yang dibuka oleh Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo ini, saya mendapat informasi perihal beberapa fakta menarik tentang wakaf yang belum banyak diketahui antara lain, konsep wakaf tidak hanya aset tidak bergerak, namun juga aset cair berupa uang. Hal ini tentunya perlu diedukasi pada masyarakat. Peruntukan penggunaan wakaf juga ternnyata tak hanya untuk keperluan ibadah atau tempat ibadah, tapi juga untuk pendidikan, kesehatan dan sosial. 

Pelayanan manajemen wakaf juga perlu transparan dan akuntabel pada masyarakat. Perlu juga dibentuk lembaga kelola wakaf yang terpercaya. Sosialisasi pemberitaan dan informasi tentang wakaf juga perlu ditingkatkan agar wakaf semakin akrab serta diketahui oleh masyarakat. Sementara itu, menurut Asro Kamal Rokan (Mantan Pemred LKBN) dalam kesempatan yang sama, "Kesuksesan kelola wakaf sebetulnya sudah banyak cerita. Hanya saja yang lebih banyak tersorot adalah berita kegagalan kelola wakaf."

Sukses dan gagalnya pengelolaan wakaf ini tentu tak lepas dari peran seorang nadzir dalam mengemban amanat untuk mengelola aset atau dana wakaf. Sehingga menurut Imam Teguh Saptono, pengurus BWI (Badan Wakaf Indonesia) profesionalitas seorang nadzir menjadi syarat mutlak bagi optimalisasi wakaf. 
Syarat menjadi nadzir, antara lain:
1. Punya data aset wakaf
2. Memiliki literasi tentang wakaf yang mumpuni. 
3. Memiliki jejaring/networking agar aset wakaf dapat makin berkembang.

Imam juga menyampaikan perkembangan pola dan peran nadzir dalam pengelolaan wakaf, "Nadzir zaman dulu berpola:
Kumpulkan aset wakaf lalu langsung mencari penerima wakaf untuk menerima sumbangan wakaf. Sedangkan Nadzir wakaf pola kekinian adalah kumpulkan aset wakaf kemudian kembangkan aset tersebut, baru mencari penerima sumbangan wakaf."
Masih kata Imam, perkara transparansi pengelolaan dana wakaf juga perlu mendapat perhatian penting agar kepercayaan masyarakat kepada lembaga pengelola wakaf terjaga bahkan meningkat. "Indonesia belum memiliki Indonesia Philantrophy Watch, atau badan pemantau check and balance terhadap badan pengelolaan dana umat. Sebagai contoh terjadinya kasus ACT membuktikan bahwa badan pengawas terhadap lembaga-lembaga penghimpun dana umat sudah menjadi kebutuhan. Sama seperti dunia perbankan yang memiliki badan pengawas."

Hal-hal tersebut di atas menjadi beberapa poin tentang wakaf yang perlu disosialisasikan serta diedukasikan pada  khalayak umum. Forjukafi berniat mengambil peran penting edukasi dan literasi wakaf ini agar masyarakat makin melek wakaf. Sebagai warga masyarakat, saya pribadi menyambut baik langkah dan gebrakan Forjukafi ini. Bila perlu Forjukasi mengadakan pelatihan mini wakaf  bagi berbagai lapisan masyarakat, misalnya untuk para ibu rumah tangga, mahasiswa bahkan remaja. 

Bagi emak-emak visioner dengan tujuan hidup masa depan akhirat (bukan hanya masa depan duniawi), melirik wakaf sebagai salah satu sarana ibadah mungkin bisa menjadi pertimbangan yang layak dipikirkan. Ohya bagi para emak yang sudah melirik wakaf sebagai investasi akhirat, bisa juga menyalurkan wakafnya pada lembaga Jala Surga yang berkomitmen serius dan amanah untuk mengelola aset serta dana wakaf umat. 
Read more

Sabtu, 18 Juni 2022

Tips Pakaian Kerja Bebas Asap Rokok



 “Miy… Itu baju-baju Roha bau rokok deh… coba kamu cek, dia masih merokok apa gimana itu.”


Pesan Pak Suami suatu hari. Mungkin terkesan lebay bagi orang lain, namun bagi kami perkara rokok bukan masalah sepele. Rumah kami bebas asap roko, karena bagi kami merokok adalah salah satu dosa besar dalam keluarga hehe.

 

Bukan tanpa alasan tentunya. Dari sisi saya, keluarga besar saya nyaris tak mengenal rokok. Ayah saya (aka Eyang-nya anak-anak) tidak merokok, pun demikian dengan adik-adik kandung saya. Sementara dari sisi suami, Ayahnya mantan perokok berat yang kemudian kurang beruntung karena selama belasan tahun digerogoti penyakit sebagai imbas dari konsumsi rokok selama bertahun-tahun. Dan Pak Suami sendiri tidak lagi merokok jauh sebelum kami menikah.


Memiliki empat anak lelaki tentunya membuat topik rokok menjadi salah satu agenda pembicaraan wajib dalam diskusi keluarga. Beragam cara dan upaya kami lakukan untuk menjauhkan anak-anak dari godaan batang rokok yang terkutuk.

Rhuma, si sulung insyaallah dapat dipastikan hingga di usianya 21 tahun saat ini tidak pernah bersentuhan rokok dengan sengaja. Sejak memasuki usia remaja mindset-nya sudah terbentuk bahwa, “Merokok dan pacaran adalah kebodohan laki-laki  nan hakiki. Sebab keduanya hanya membuang uang tanpa manfaat.”


Di masa kelas 7 SMP ia bahkan lebih memilih keluar dari ekskul favoritnya (futsal) demi menjauhi asap rokok karena hampir semua teman sekolahnya menggemari merokok bersama seusai latihan rutin.


Tak demikian dengan kedua adiknya yang memiliki rasa penasaran level dewa terhadap batangan tembakau tersebut. Anak kedua dan ketiga saya selama beberapa masa di awal remaja sempat mencicipi rokok karena tergoda lingkup pergaulan walau masih pada taraf penasaran dan tidak menjadi kebiasaan serta kebutuhan.

Berbagai upaya dan doa kami panjatkan agar kedua anak itu dapat lepas total dari rokok. Bersyukur sudah beberapa tahun terakhir ini keduanya tak lagi bersinggungan dengan rokok.


Hingga beberapa waktu lalu mulai muncul kembali aroma-aroma khas tembakau dari baju-baju Roha, terutama setelah ia pulang kerja. Sebagai pribadi dewasa, saat ini anak kedua saya itu telah bekerja di salah satu perusahaan berbasis teknologi.

Permintaan Pak Suami membuat saya pelan-pelan mengorek keterangan dari Roha perihal aroma tembakau yang mulai mengganggu penciuman warga rumah.


Menurut keterangan Roha, ia bersumpah bahwa tak pernah lagi menyentuh batang tembakau itu lagi. Namun rekan-rekan kerja di kantor rata-rata adalah perokok, dan tak semua ruang di kantor adalah ruang berpendingin yang bebas rokok. Atas permintaan para karyawan yang mayoritas perokok, maka beberapa ruangan memang dirancang tanpa pendingin ruangan agar mereka bisa merokok. Dan Roha tak selamanya bisa menempatkan diri dalam ruang ber-AC agar terbebas dari paparan asap rokok. 


Sebagai perusahaan yang bergerak di industri kreatif, seringkali bahkan rapat digelar di ruangan santai dalam suasana ringan sembari ngopi dan ngerokok. Pada momen seperti itu tentu Roha tak dapat menghindar dari asap rokok.




“Coba aja deh Umiy cek nafasku, bau rokok gak? Kalau aku merokok kan pasti mulut dan nafasku juga bau rokok dong Miy.. ini kan cuma bajuku aja. Ruangannya gak terlalu gede, kan Umiy sudah pernah datang ke kantor ku, cuma ruko gitu kan. Kalau udah ngumpul pada ngerokok memang parah banget Miy baunya… Aku udah coba cara ini-itu waktu nyuci supaya baunya hilang total. Tapi kadang masih suka nyisa juga.”


Akhirnya selama beberapa waktu kami pun mencoba googling beragam tips menghilangkan aroma asap rokok pada pakaian. Bukan hanya perkara aroma saja ternyata, hasil penelusuran kami menyebutkan bahwa banyak akibat kesehatan lain yang timbul dari asap rokok yang menempel di pakaian.

Berbeda dengan perokok pasif atau secondhand smoker yang menghirup asap rokok secara langsung di udara, perokok pihak ketiga atau third hand smoker adalah seseorang yang terkena zat sisa asap rokok yang menempel di permukaan benda di sekitarnya.



 


Dampaknya terhadap kesehatan

1. Risiko penyakit kanker

Seperti paparan zat karsinogen pada umumnya, perokok pihak ketiga juga berisiko terkena kanker apabila berada di lingkungan yang terdapat zat sisa asap rokok dalam waktu yang lama.

Penelitian oleh ahli biokimia bernama Hang pada tahun 2013 menunjukkan dampak paparan third hand smokers yang  tertinggal  di  lingkungan  dapat  menyebabkan  terjadinya  kerusakan  sel  hingga  DNA.

Rusaknya rantai DNA dalam sel akibat paparan zat dari sisa asap rokok  dapat menyebabkan sel bermutasi menjadi sel kanker.

2. Kerusakan organ dalam tubuh

Tidak hanya kerusakan sel yang berakibat terhadap tumbuhnya sel kanker, sisa zat rokok juga berpotensi menyebabkan kerusakan pada sistem kardiovaskuler dan organ liver.

Penelitian oleh Martins-Green pada tahun 2014 menunjukkan bahwa dampak paparan third hand smoker di antaranya:

Terjadi  peningkatan  sel  lemak  tubuh  dan  kerusakan  pada liver  akibat peningkatan kadar lemak

Paparan zat sisa rokok memicu inflamasi paru yang dapat berakibat pada penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) dan asma, serta menghambat penyembuhan luka pada permukaan kulit

3. Risiko diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 merupakan kondisi apabila terjadi resistensi insulin sehingga menghambat penggunaan glukosa dalam tubuh. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh tekanan oksidatif.

Menurut Martins-Green, berdasarkan hasil penelitiannya, paparan zat dari sisa asap rokok dapat menyebabkan peningkatan tekanan oksidatif sehingga dapat memicu dan memperburuk resistensi insulin dan menyebabkan diabetes tipe 2.


Beberapa tips menghilangkan asap rokok dari pakaian pun dicoba. Roha merasa cukup sreg menggunakan garam dapur untuk mencuci pakaiannya. Ohya FYI, semua anggota keluarga kami (hingga anak terkecil yang masih SD) memang mencuci pakaian kami masing-masing sesuai dengan jadwal yang disepakati bersama dalam musyawarah keluarga.


Roha membaca salah satu referensi bahwa salah satu kunci mencuci bersih pada layanan binatu adalah dengan mencampurkan garam dan baking soda ke dalam air cucian baju. Dengan menambahkan garam, Roha memang merasa pakaiannya menjadi lebih bersih. Hal ini membuatnya mengurangi penggunaan deterjen sebab menurutnya, “Kalau banyak deterjen tuh busanya juga banyak banget… susah menghilangkan busanya dengan total. Boros air jadinya. Aku lebih suka busa gak terlalu banyak. Kalau gak pakai garam rasanya kurnag bersih jika deterjennya cuma sedikit.”


Namun kemudian masalah baru pun muncul, pengurangan deterjen terkadang membuat pakaian menjadi kurang harum, sehingga terkadang aroma asap rokok masih tertangkap penciuman. Setelah mencoba beberapa cara, akhirnya masalah asap rokok menempel di pakaian kerja ini teratasi dengan berkat pelembut pakaian sekaligus pewangi pakaian terbaik: Molto Korean Strawberry


Asap rokok adalah salah satu bau membandel


Nah... berikut trik dan tips yang dilakukan Roha agar pakaian kerjanya terbebas dari asap rokok:

1. Merendam dan membilas pakaian dengan baking soda
2. Mencuci pakaian dengan sedikit deterjen dicampur garam
3. Membilas pakaian dengan air bersih
4. Merendam pakaian dengan pewangi pakaian Korea, Molto Korean Strawberry


Alhamdulillah, setelah menggunakan pelembut pakaian terbaik ini masalah aroma tembakau pada pakaian kerja Roha pun teratasi. Tak hanya Roha, sang kakak yang bekerja di bidang kuliner dan akrab dengan asap masakan pun kini ikut tertarik menggunakan Molto Korean Strawberry.
"Harumnya enak segar Miy. Aku kurang suka bau pewangi yang sweet dan seperti bayi gitu. Kita kan cowok, gak cocok dong aroma yang seperti itu. Kalau yang ini pas banget nih #WanginyaBikinJatuhCinta." kata Rhuma.

Lalu ketika suatu saat tanpa sengaja kami menemukan produk deterjen dari Rinso dengan aroma yang sama, maka tanpa ragu Roha dan Rhuma memilih beralih deterjen pada Rinso Korean Strawberry, "Supaya aromanya gak tabrakan sama bau deterjennya.", begitu alasan mereka.



Eh saya pun jadi tertarik juga menggunakan obat pel dengan aroma yang sama. Ternyata cukup disukai oleh warga rumah kami. Selama ini kami lebih sering mengepel dengan larutan desinfektan sebab aroma pilihan tiap anggota rumah cukup berbeda. si A suka lavender, si B menggemari aroma pinus dan sebagainya. Saya lumayan takjub ketika menggunakan Super Pel Korean Strawberry dan tak menerima protes dari satu orang pun warga rumah hahaha...




Pengalaman menggunakan tiga produk dengan aroma Korean Strawberry ternyata membuat saya penasaran untuk mencicip Sunlight Korean Strawberry juga sebagai perangkat tempur di dapur hehe.
Setali tiga uang, pencuci piring aroma ini pun tidak mengecewakan. Piring-piring jadi memiliki aroma yang lumayan berbeda dari aroma khas sabun cuci piring.



Sunlight Extra Korean Strawberry

Bersihkan Lemak dengan Kesegaran Korean Strawberry

 #WANGINYABIKINJATUHCINTA

Tangguh bersihkan lemak membandel dengan ekstrak jeruk nipis asli

Wangi Korean Strawberry yang menyegarkan

Piring bersih, kesat dan makin segar

Harga hanya Rp13,500!

 

Superpell Korean Strawberry

 

#WANGINYABIKINJATUHCINTA

Wangi menyegarkan terinspirasi dari kemewahan Korean Strawberry

Wangi tahan lama hingga 8 jam

Teknologi power clean yang membuat lantai kilau higienis maksimal

Lantai bersih higienis dan wangi Korean Strawberry

 

RINSO KOREAN STRAWBERRY POWDER 700 G

8 Keunggulan Rinso Bubuk:

1. Hilangkan bau tak sedap & bau apek pada pakaian 2. Hilangkan noda hanya 1x kucek

3. Jaga warna pakaian tetap cemerlang

4. Surfaktan mudah terurai

5. Mengandung ekstra pelembut, membuat serat kain lembut & halus 6. Lembut & tidak panas di tangan

7. Wangi Molto tahan lama hingga 21 hari

8. 99.99% efektif bunuh bakteri dan virus*

 

Produk tersebut bisa dibeli secara online di : E-commerce (Tokopedia, JD.ID) & Supermarkets

Read more

Kamis, 03 Desember 2020

PAKAI BATIK TULIS, ANGKAT PERAN SOSIAL EKONOMIS PEREMPUAN

Cakupan Kekerasan Berbasis Gender


Berbicara tentang Kekerasan Berbasis Gender, tentunya tak lepas dari sosok kaum perempuan yang kerap menjadi pihak marjinal. Selama ini, kebanyakan menganggap bahwa kekerasan berbasis gender terhadap perempuan hanya meliputi tindak kekerasan seksual, dan kekerasan fisik. Namun ternyata menurut Maria Ulfah Anshor dari Komisioner Komnas Perempuan dalam sesi webinar Anti Kekerasan Berbasis Gender, definisi cakupan kekerasan berbasis gender pada perempuan juga meliputi kekerasan psikis, kekerasan sosial dan kekerasan ekonomi.



Dalam kultur masyarakat patriarki kita, kekerasan sosial dan ekonomi pada perempuan justru sering sekali terjadi. Berwujud pembatasan ruang gerak perempuan, terutama yang berstatus istri. Juga termasuk di dalamnya adalah terbatasnya ruang gerak perempuan untuk mandiri secara ekonomi. Padahal di sisi lain, perempuan yang tak menghasilkan nafkah sendiri pun kerap dilecehkan oleh keluarga suami, karena dianggap sebagai benalu.


Batik Tulis dan Perempuan

Selama berabad-abad, sesungguhnya bangsa kita memiliki budaya kearifan lokal yang cukup mampu mengangkat peran sosial dan ekonomis perempuan. Batik tulis, adalah salah satu kearifan lokal bangsa Indonesia yang sarat makna dan keindahan. Cara pembuatan batik tulis yang rumit bahkan diakui para pemerhati fashion dunia sebagai rangkaian proses yang sangat mahal harganya. Proses pembuatan batik tulis ini bahkan sudah diakui sebagai warisan dunia non bendawi.

Batik tulis identik dengan perempuan. Awalnya, hanya perempuan bangsawan dan priyayi yang memiliki keterampilan membatik ini sebagai wujud aktualisasi diri, ungkapan jiwa seni dan pemenuhan kebutuhan batin untuk menyalurkan hobi. 

Perajin batik perempuan-www.google.com


Seiring waktu, keterampilan membatik meluas pada rakyat jelata yang kemudian berkembang menjadi sumber pemasukan bagi kaum perempuan. Perempuan di luar tembok keraton membuat batik tulis untuk mendapatkan penghasilan mandiri. Saat membuat batik pun, para perempuan ini kerap berkumpul bersama, sehingga proses pembuatan batik menjadi wujud sosialisasi produktif.


Tulis, Cap dan Print

Pamor batik tulis kini kian menurun dengan hadirnya batik cap dan batik printing. Anggapan umum yang menilai harga batik tulis sangat mahal, membuat batik cap dan batik printing dipandang sebagai solusi bagi penikmat batik dengan anggaran terbatas.

Pembuatan batik cap oleh kaum pria - detiktravel.com


Mesin printing batik-www.google.com


Namun tahukah, bahwa dengan membeli batik tulis berarti kita telah memberikan dukungan pada gerakan anti kekerasan berbasis gender?


Pewarnaan batik tulis oleh kaum pria-www.google.com


Hingga kini, batik tulis tetap diproduksi oleh kaum perempuan dalam proses melukis motif, dibantu tenaga pria saat proses pewarnaan. Sementara proses pembuatan batik cap lebih didominasi para pria. Sedangkan batik printing menggunakan mesin berteknologi yang cenderung menguntungkan kaum kapitalis.

Dengan setia membeli batik tulis, berarti kita memberi peluang para perempuan pembatik untuk dapat bersosialisasi lebih luas dan berdaya secara ekonomi. 


Batik Tulis Mahal?

Batik tulis identik dengan kerumitan corak yang kemudian berimbas pada harga yang tidak murah. Anggapan ini tidak sepenuhnya salah. Namun kini para perajin batik tulis pun melakukan beragam inovasi agar biaya produksi dapat ditekan. 

Foto koleksi www.tokopedia.com


Antara lain dengan merancang motif-motif batik yang lebih sederhana, dengan variasi warna cukup dua atau tiga macam warna dalam sehelai kain. Ide ini dapat memangkas tenaga dan durasi waktu pembuatan sehingga harga jual batik tulis pun lebih murah.

Batik tulis Garut koleksi pribadi

Batik tulis Papua koleksi pribadi


Motif minimalis ini juga terkesan lebih modern dan lebih mudah disukai oleh generasi milenial.

Karena itu, saya setia membeli batik tulis, sebagai salah satu bentuk dukungan bagi gerakan Anti Kekerasan Berbasis Gender.

Read more

Sabtu, 26 September 2020

MEMBANGUN KELUARGA PANCASILA MELALUI MUSYAWARAH KELUARGA



Musyawarah adalah warisan budaya asli bangsa Indonesia. Musyawarah juga menjadi bagian dari Pancasila yaitu implementasi dari sila keempat. Semua peraturan di rumah kami selalu berdasarkan kesepakatan bersama melalui forum musyawarah. Semua anggota keluarga bebas mengungkapkan keluhan, memberi pendapat saat musyawarah berlangsung. Dalam forum ini, kami bergotong royong  untuk memecahkan bersama semua masalah yang dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. Musyawarah ini juga sangat membantu untuk melatih kreativitas berpikir dan nalar kritis anak untuk mencari solusi masalah. Juga melatih menerima kebhinekaan pendapat dan perasaan.



Akhlak Mulia

Dalam tiap ajang musyawarah keluarga, kami selalu mengawali dengan berdoa. Lalu seluruh anggota keluarga hingga anak terkecil akan bergantian menjadi pimpinan musyawarah. Tiap anggota keluarga akan berlatih untuk memimpin dan dipimpin oleh yang lain. Juga belajar menempatkan diri sesuai porsi, misalnya saja bagaimana harus menurunkan ego saat musyawarah ternyata dipimpin oleh si adik  yang berusia lebih muda.

Kebhinekaan 

Misalnya saat ingin menentukan Proyek Keluarga yang akan kami lakukan bersama di masa pandemi ini. Saat musyawarah, semua anggota keluarga mengajukan usulan proyek masing-masing, dan proyek KAMUS PERASAAN yang kemudian disepakati sebagai proyek untuk dilaksanakan.

Brainstorming ide keroyokan


Bernalar Kritis

Kamus Perasaan adalah salah satu tools  bagi anak-anak untuk dapat mengenali berbagai nuansa perasaan. Diharapkan dapat menjadi alat bantu untuk memahami perasaan diri sendiri adalah yang utama.  Sebab perasaan penyebab nyaris semua perilaku dan perbuatan manusia. Mengenali dan mengerti perasaan sendiri dan orang lain juga akan menjadi modal dasar kemampuan berempati. Bagi saya, proyek ini sekaligus akan menjadi salah satu alat ukur, sejauh mana anak-anak mengenal dan memahami aneka rasa perasaan manusia.

Dalam proyek ini, Rihal mengajukan diri menjadi Direktur Proyek. Dan melalui musyawarah, seluruh anggota keluarga mendukung dan mengesahkan  posisi Rihal sebagai direktur di proyek KAMUS PERASAAN.


Gotong Royong

Dan inilah susunan pejabat proyek KAMUS PERASAAN. Rihal (10th) menjabat sebagai Direktur. Bagian pembelian alat dan bahan adalah Roha (18th)  dan Azza (13th). Persiapan logistik  dilakukan oleh Ai (15th). Penentu  letak penempatan kamus setelah jadi dilakukan oleh Rhuma (19th). Sekretaris proyek diemban oleh Umiy alias saya sendiri. Dan konten isi kamus menjadi tanggungjawab seluruh anggota keluarga.

Kesimpulan hasil musyawarah


Mandiri

Musyawarah teknis proyek KAMUS PERASAAN ini berlangsung seru dan sedikit menggelikan. Karena sidang musyawarah kali ini dipimpin oleh Rihal (anggota keluarga termuda) sebagai direktur proyek. Seluruh peserta musyawarah bebas mengajukan usulan tentang pejabat proyek, alat bahan yang dibutuhkan, atau spot peletakan kamus perasaan. Tapi semua keputusan akhir disahkan oleh Pak Direktur Rihal. Proyek ini menjadi ajang bagi Rihal untuk berlatih mandiri mengambil keputusan sendiri. 

Hari H pelaksanaan sempat diawali dengan kisruh, Azza yang kecewa karena Roha melakukan tugas pembelian karton seorang diri tanpa mengikutsertakan dirinya, mengakibatkan Azza ngambek mengurung diri di kamar hingga tertidur. Ada usulan untuk menunda pelaksanaan hingga Azza bisa ikut serta, tapi Direktur Proyek memutuskan agar proyek tetap berjalan walaupun tanpa Azza.

Kreativitas

Meski secara tampilan fisik, proyek ini masih jauh dari sempurna. Namun seluruh anak berusaha berkreasi maksimal, mulai dari menentukan media yang akan dipakai, detil hiasan, hingga cara menulis. Juga penggunaan warna pada tulisan yang sebisa mungkin mewakili tiap perasaan.

   






Read more
Designed By Risa Hananti. Diberdayakan oleh Blogger.