Sabtu, 26 September 2020

MEMBANGUN KELUARGA PANCASILA MELALUI MUSYAWARAH KELUARGA



Musyawarah adalah warisan budaya asli bangsa Indonesia. Musyawarah juga menjadi bagian dari Pancasila yaitu implementasi dari sila keempat. Semua peraturan di rumah kami selalu berdasarkan kesepakatan bersama melalui forum musyawarah. Semua anggota keluarga bebas mengungkapkan keluhan, memberi pendapat saat musyawarah berlangsung. Dalam forum ini, kami bergotong royong  untuk memecahkan bersama semua masalah yang dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. Musyawarah ini juga sangat membantu untuk melatih kreativitas berpikir dan nalar kritis anak untuk mencari solusi masalah. Juga melatih menerima kebhinekaan pendapat dan perasaan.



Akhlak Mulia

Dalam tiap ajang musyawarah keluarga, kami selalu mengawali dengan berdoa. Lalu seluruh anggota keluarga hingga anak terkecil akan bergantian menjadi pimpinan musyawarah. Tiap anggota keluarga akan berlatih untuk memimpin dan dipimpin oleh yang lain. Juga belajar menempatkan diri sesuai porsi, misalnya saja bagaimana harus menurunkan ego saat musyawarah ternyata dipimpin oleh si adik  yang berusia lebih muda.

Kebhinekaan 

Misalnya saat ingin menentukan Proyek Keluarga yang akan kami lakukan bersama di masa pandemi ini. Saat musyawarah, semua anggota keluarga mengajukan usulan proyek masing-masing, dan proyek KAMUS PERASAAN yang kemudian disepakati sebagai proyek untuk dilaksanakan.

Brainstorming ide keroyokan


Bernalar Kritis

Kamus Perasaan adalah salah satu tools  bagi anak-anak untuk dapat mengenali berbagai nuansa perasaan. Diharapkan dapat menjadi alat bantu untuk memahami perasaan diri sendiri adalah yang utama.  Sebab perasaan penyebab nyaris semua perilaku dan perbuatan manusia. Mengenali dan mengerti perasaan sendiri dan orang lain juga akan menjadi modal dasar kemampuan berempati. Bagi saya, proyek ini sekaligus akan menjadi salah satu alat ukur, sejauh mana anak-anak mengenal dan memahami aneka rasa perasaan manusia.

Dalam proyek ini, Rihal mengajukan diri menjadi Direktur Proyek. Dan melalui musyawarah, seluruh anggota keluarga mendukung dan mengesahkan  posisi Rihal sebagai direktur di proyek KAMUS PERASAAN.


Gotong Royong

Dan inilah susunan pejabat proyek KAMUS PERASAAN. Rihal (10th) menjabat sebagai Direktur. Bagian pembelian alat dan bahan adalah Roha (18th)  dan Azza (13th). Persiapan logistik  dilakukan oleh Ai (15th). Penentu  letak penempatan kamus setelah jadi dilakukan oleh Rhuma (19th). Sekretaris proyek diemban oleh Umiy alias saya sendiri. Dan konten isi kamus menjadi tanggungjawab seluruh anggota keluarga.

Kesimpulan hasil musyawarah


Mandiri

Musyawarah teknis proyek KAMUS PERASAAN ini berlangsung seru dan sedikit menggelikan. Karena sidang musyawarah kali ini dipimpin oleh Rihal (anggota keluarga termuda) sebagai direktur proyek. Seluruh peserta musyawarah bebas mengajukan usulan tentang pejabat proyek, alat bahan yang dibutuhkan, atau spot peletakan kamus perasaan. Tapi semua keputusan akhir disahkan oleh Pak Direktur Rihal. Proyek ini menjadi ajang bagi Rihal untuk berlatih mandiri mengambil keputusan sendiri. 

Hari H pelaksanaan sempat diawali dengan kisruh, Azza yang kecewa karena Roha melakukan tugas pembelian karton seorang diri tanpa mengikutsertakan dirinya, mengakibatkan Azza ngambek mengurung diri di kamar hingga tertidur. Ada usulan untuk menunda pelaksanaan hingga Azza bisa ikut serta, tapi Direktur Proyek memutuskan agar proyek tetap berjalan walaupun tanpa Azza.

Kreativitas

Meski secara tampilan fisik, proyek ini masih jauh dari sempurna. Namun seluruh anak berusaha berkreasi maksimal, mulai dari menentukan media yang akan dipakai, detil hiasan, hingga cara menulis. Juga penggunaan warna pada tulisan yang sebisa mungkin mewakili tiap perasaan.

   






Load disqus comments

0 komentar

Designed By Risa Hananti. Diberdayakan oleh Blogger.