Kamis, 06 Juli 2023

Teknologi Atap Dingin Atasi UHI (Urban Heat Island)

 Urban Heat Island?

Apaan tuh?

Ada yang sudah pernah dengar istilah UHI? Belum...

Sama doooong hehe

Saya pun baru tahu istilah itu kemarin saat menghadiri Sustainable Construction Series: SEMINAR EPISODE 1 CARBON NET ZERO MAINSTREAMING CONSTRUCTION IN INDONESIA yang diadakan oleh Tata Metal Lestari (TML) didukung oleh Kementerian Perindustrian dan Kementerian PUPR Republik Indonesia.

Menambah wawasan sekali sesi seminar ini. Sebagai emak dasteran, mata saya jadi terbuka terhadap isu lingkungan hidup yang ternyata sangat dekat dengan keseharian, tapi tak semua sudah menyadarinya. Jadi merasa setingkat lebih pintar setelah hadir di Pre-Function Hall 10, Indonesia Build Indonesia Convention Exhibition (ICE)-Indonesia Building Technology (Indo Build Tech) Expo 2023, kemarin.



Kembali ke laptop, penjelasan sederhana tentang Urban Heat Island kurang lebih seperti ini,

Di suatu wilayah kota, kepadatan penduduk dan kegiatan ekonomi yang sibuk lama-kelamaan akan menghasilkan akumulasi panas. Ini karena kota yang padat penduduk akan mengalami peningkatan keperluan dasar seperti tempat tinggal, jalanan, fasilitas umum, fasilitas kesehatan, dan yang lainnya. Panas yang terpusat di bagian-bagian tertentu dikenal sebagai kutub panas kota. Kutub panas kota juga disebut urban heat island.

Sumber: www.google.com


Urban heat island ditandai dengan terjadinya peningkatan suhu di kota, di mana pusat kota mempunyai suhu yang lebih tinggi dibandingkan daerah di sekitarnya. Bagi yang berdomisili di area urban seperti wilayah Bodetabek, ngerasa gak sih mak, kalau terkadang selama beberapa hari kita merasakan suhu udara dan cuaca tuh puanasnya sangat terlalu. Berpotensi membuat kita ingin minum es atau minuman dari kulkas secara maraton, akhirnya berujung flu atau masuk angin.

Nah itu sebetulnya adalah gejala UHI aka Urban Heat Island. Fenomena UHI umumnya terjadi di perkotaan karena banyaknya tutupan lahan dan juga infrastruktur yang menyerap panas. Hal ini tentunya sebagai akibat dari urbanisasi, perpindahan penduduk dalam jumlah besar dari desa ke kota setiap tahunnya. Artinya, faktor ketimpangan ekonomi juga menjadi salah satu pendukung terjadinya UHI.

Secara umum, penyebab dari UHI dapat dibagi menjadi lima faktor yaitu: 

  1. Struktur geometris kota yang rumit 
  2. Kapasitas termal yang tinggi dari material bangunan 
  3. Efek rumah kaca 
  4. Berkurangnya kecepatan angin di daerah perkotaan 
  5. Berkurangnya ruang terbuka hijau

Urban Heat Island telah menjadi fenomena yang serius. Pasalnya, suhu udara yang sudah panas akibat perubahan iklim menjadi semakin menyengat di perkotaan karena fenomena ini. Menurut Dr. Eng. Beta Paramita, S.T., M.T., (dosen Arsitektur UPI-Bandung, salah satu pembicara dalam seminar ini) berikut upaya untuk menekan fenomena UHI: 

  1. Menyesuaikan geometri kota 
  2. Meningkatkan pantulan panas di kota melalui penggunaan permukaan yang berwarna cerah 
  3. Menghemat penggunaan listrik 
  4. Merencanakan sistem pengangkutan yang baik 
  5. Memperbanyak permukaan yang mampu menyerap air 
  6. Memperbanyak ruang terbuka hijau
  7. Penggunaan material infrastruktur bangunan dan jalan dengan high Albedo

Sebagai upaya penanggulangan efek yang diakibatkan oleh fenomena ini, berbagai lembaga pemerhati lingkungan seperti The United Nations Environment Programme (UNEP) memberikan beberapa solusi penyelamatan diantaranya yaitu melalui penggunaan green roof, penggunaan cool roof, penanaman tumbuhan dan vegetasi pada lahan yang disediakan dan cool pavement.


Tatalogam Group melakukan inovasi teknologi yang mendukung konsep Bangunan Gedung Hijau (BGH) dengan meluncurkan produk cool roof atau atap dingin yang memiliki reflektansi surya yang tinggi.

Reflektansi surya yang tinggi merupakan kemampuan suatu material untuk memantulkan panas radiasi matahari, sehingga panas yang terserap akan semakin sedikit. CoolRoof atau atap yang dingin sangat dibutuhkan di daerah tropis seperti Indonesia, supaya bagian bawah atap tetap dingin dan nyaman untuk dihuni. Material CoolRoof ditandai dengan nilai Solar Reflectance Index (SRI) yang diukur menurut ASTM E1980 dan diberikan oleh Cool Roof Council (CRRC).




Teknologi  Atap Dingin ini dapat memantulkan panas yang menimpa, bukan menyerap panas untuk kemudian dialirkan ke dalam rumah sehingga membuat suhu dalam bangunan menjadi lebih tinggi. Apabila suhu tinggi yang terjebak dalam bangunan-bangunan rumah, ini yang kemudian berpotensi menjadi gelombang panas. Maka jangan heran jika gelombang panas berpotensi terjadi di area yang lebih padat penduduknya, seperti yang terjadi di India. 

Penggunaan coolroof  ini sangat ideal digunakan pada lingkungan perkotaan terutama di area padat penduduk.  Diharapkan teknologi atap dingin ini dapat memberi kontribusi bagi lingkungan hidup tropis di Indonesia, terutama untuk mengurangi potensi terjebaknya panas dalam area urban padat penduduk. 


Pasti tertarik dong ya mak untuk bisa menggunakan atap dingin ini di rumah kita masing-masing. Selain kita sebagai penghuni rumah juga akan lebih nyaman, sebagai warga masyarakat pun kita turut memberi kontribusi bagi lingkungan hidup di sekitar kita.

Tapiiiiii gimana dengan harga jualnya? terjangkau gak sih teknologi ini untuk bisa dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat hingga ke rakyat jelata seperti kita gini?


Tenang aja mak, menurut Stephanus Koeswandi, Vice President Tatalogam Group, "Kami menyediakan pilihan produk untuk seluruh segmen masyarakat dan segala lapisan ekonomi. Ada yang dengan harga sangat terjangkau, ada yang dengan kualitas middle up bahkan premium. Silahkan memilih  sesuai kebutuhan."

Nah kannnnn para pakar dan pelaku bisnis sudah memikirkan solusi dan bekerja keras menyediakan teknologi terapan demi keberlangsungan bumi yang kita pinjam dari anak cucu kita di masa depan. 

Sekarang giliran kita yuk memanfaatkan solusi tersebut seluas mungkin.I ngat loh, bumi kita cuma satu, dan bumi ini adalah modal hidup utama bagi generasi mendatang. 

Load disqus comments

0 komentar

Designed By Risa Hananti. Diberdayakan oleh Blogger.