Jumat, 29 September 2023

KEGIATAN MANFAAT, TRANSPORTASI IDAMAN

Ada yang tahu konser rombongan para K-pop idol di sekitar GBK minggu lalu? Saya cuma tahu sebatas Super Junior, NCT Dream dan AESPA sedang mengadakan konser dan sangat sukses membuat alur peta merah konsisten selama berjam-jam di aplikasi gmaps. 

Wah ikutan nonton ya mak, kok tahu? 
Sayangnya daku lebih rela uang terpakai beli skincare dibanding bayar tiket konser euy. 
Jadi, noooo... 
Daku tak ikut nonton konser K-pop itu, tapi kebetulan menghadiri konser lain yang lebih sesuai kebutuhanku. Nah lokasinya berhadapan dengan arena konser para K-pop idol itu, tepatnya di Gedung D, Kemdikbud. 


Acara ini tuh ibaratt paket komplit untuk emak-emak dasteran fakir ilmu. Gimana enggak... Coba aja, datang ke Festival Ibu Penggerak tuh gak cuma dapat ilmunya, tapi juga dapat keesempatan silaturahmi per-ghibah-an bersama rekan-rekan sejawat. Jadi ghibahnya InsyaAllah bermanfaat dunia akhirat. 
Halah... 

FYI, ini bukan acara parenting ya. Bukan anti parenting aku mah.. Cuma beberapa tahun terakhir ini sepertinya kalau dengar event kegiatan untuk ibu tuh asosiasinya langsung melekat sebagai acara parenting gak sih? 

Festival Ibu Penggerak ini lebih tepat disebut kegiatan tahunan dalam rangka pemberdayaan wanita, terutama yang sudah berstatus ibu. Salah satu materinya adalah tentang public speaking yang dibawakan langsung oleh pakarnya, host TV dengan pengalaman belasan tahun di VOA (Voice of America), mbak Vena Annisa. Ada juga materi tentang kebijakan Kemdikbudristek dalam mengatur pendidikan negeri kita tercinta yang disampaikan oleh mbak Prita, Kepala Pusat Pengembangan Karakter Kemdikbudristek. 


Acara ini diprakarsai oleh Sidina Community dengan dukungan penuh dari Kemdikbudristek. Sudah terbayang dong kalau acaranya gak mungkin murahan, padahal tiketnya free loooooh. 
Beneran free alias gratis tis tis tis. 
Plus disediakan snack pagi dan sore berikut makan siang, lalu pulangnya seluruh peserta nenteng goodie bag. 

Masih kurang? 
Festival Ibu Penggerak juga bertabur buanyaaaaak doorprize. Bahkan mega doorprize nya tuh laptop chromebook nya Samsung maaaaak. 
Iyaaa... 
Asliiii... 
Beneran Samsung... 
Gimana gak menang banyak nih para emak-emak peserta. 
Makanya prinsip ekonomi emak rumahan berlaku disini:
"Kalau ada yang gratis bertabur hadiah, kenapa pilih yang bayar? "


Sepanjang acara sejak pukul 8 pagi, hingga jam 4 sore, daku dan teman-teman sangat menikmati dan menjadi asupan energi juga ilmu tak terkira. Durasi selama itu gak berasa banget. Tak sempat bosan pokoknya. 

Perjuangan menngolah ketenangan dimulai setelah acara FIP selesai. Ketika memutuskan pulang menggunakan armada taksi legendaris Blue Bird. Ujian kesabaran mulai terasa. 
Nope
Bukan si Blue Bird atuh yang bikin esmosih jiwah. 
Tapi si alur merah membara di gmaps yang bikin daku ngelus jilbab. 

Setelah order di aplikasi my blue bird, gak pake lama hitungan 2 menit kami sudah langsung dapat armada yang mengambil order. Posisi mobil saat itu tak sampai 500 meter dari Gedung D Kemdikbudristek. Hati sudah girang, riang tak terkira. 


Namun apalah daya, karena kondisi jalan, armada taksi biru belum tiba hingga lebih dari 30 menit kemudian. Meski sering tarik napas demi menjaga kewarasan dan asupan oksigen ke otak, saya sangat salut dengan pelayanan paripurna dari supir armada Blue Bird. 

Si Bapak sangat intens berkomunikasi melalui kolom chat menginfokan kondisi kemacetan dan posisi terkini. Bahkan berulangkali menawarkan dan mempersilahkan jika daku mau membatalkan pesanan untuk mencari moda transportasi lain yang lebih sesuai dengan kondisi kemacetan. 


Eh tak hanya Pak Supir yang menawarkan solusi ternyaman untuk pelanggan. Bahkan saya mendapat panggilan telepon dari mbak customer service, yang juga menginfokan kondisi jalan serta menawarkan untuk pembatalan demi kenyamanan penumpang. 
Salut sekali dong, padahal supir dan perusahaan pasti merugi jika saya membatalkan pesanan. Tapi kenyamanan pelanggan benar-benaar menjadi prioritas utama bagi Blue Bird ternyata.

Dan akhirnya taksi biru andalan sejak kecil tiba di lokasi penjemputan setelah penantian satu jam berlalu. Pengemudi dengan sabar menanti tanpa protes sekian belas menit lagi karena bestie daku harus ke toilet dahulu. 

Meluncur keluar dari area Gedung D Kemdikbudristek, kami langsung disambut kemacetan yang gak tangung-tanggung. Macetnya totalitas sekali pemirsa. Membuat saya menyempatkan diri syuting video ala lagu Menghitung Hari milik Krisdayanti di dalam taksi. Aih ketahuan deh umurnya. 
Yang masih ingat adegan dalam video musik Menghitung Hari, fix kita seumuran hahaha. 


Dalam perjalanan pulang, saya bersama bestie sejak merah putih karena wilayah rumah kami searah. Terbayang dong kalau rumahnya teman yang sesama alumni sekolah di SD negeri tuh pasti gak jauh-jauh lah ya. Nah ternyata si bestie ini sudah puluhan purnama tak merasakan layanan Blue Bird. Sehingga sedikit terkagum-kagum. 

"Eh blue bird sekarang mobil nya bukan sedan lagi ya. Wah jadi luas banget dalam nya. "
"Ini sih angkut sekeluarga juga bisa ya kalau armadanya family car begini."
"Selama ini gak naik taksi karena waktu kecil gue gak bisa naik sedan, bawaannya mual kalau naik taksi. Sekarang mobilnya tinggi gini, enak banget. "


Duh mau komen: norak kali lah kau bestie. 
Tapi ya wajar sih, secara emak dasteran macem si bestie ini kan memang jarang keluar rumah. Jika keluar pun biasanya bersama suami dan anak pakai mobil pribadi mereka. 


Agak beda dengan rutinitas daku yang menuntut mobilitas cukup tinggi. Yang mana kalau ada pekerjaan di lokasi yang belum pernah dikunjungi, saya selalu lebih pilih menggunakan transportasi umum demi alasan kepraktisan dan kenyamanan. Malas nyetir sembari pantau gmaps sih sesungguhnya, lebih enak jadi incess duduk manis tanpa perlu mikir keras saat nyetir. Sebab tiba di tempat tujuan nanti kan saya pasti akan memeras otak untuk melakukan pekerjaan. Jadi selama di perjalanan boleh lah daku santai saja menikmati pemandangan kanan kiri. 

Pakai transportasi umum menurut saya lebih fleksibel. Jika kondisi jalan macet, saya akan menggunakan ojek online. Saat hujan turun, saya akan beralih ke taksi online. 


Sejujurnya ada beberapa aplikasi transportasi online yang saya gunakan. Namun Blue Bird selalu menjadi pilihan utama saat malam hari masih di perjalanan. Tentunya untuk alasan keamanan dong. Tanpa merendahkan taksi online lain, namun armada Blue Bird yang adalah milik perusahaan (bukan milik pribadi), pengemudi yang terdaftar resmi sebagai karyawan perusahaan, dengan segala nomor identitas mobil dan pengemudi sejujurnya membuat saya lebih merasa aman dan terlindungi di malam hari. 


Hingga akhirnya malam itu kami berhasil melalui segala kemacetan tanpa terasa. Iya lah, yang merasakan macet kan bapak supirnya hehe, kita mah incess duduk manis ngobrol syantik di kursi penumpang. 
Tiba dengan selamat di rumah, pak supir langsung tergopoh turun untuk membukakan pintu dan menawarkan membawa turun barang-barang bawaan kami. Betul betul excellent service lah si Blue Bird ini. Jadi makin betah naik Blue Bird kan. 


Load disqus comments

0 komentar

Designed By Risa Hananti. Diberdayakan oleh Blogger.