Selasa, 11 Desember 2018

FAMILY SOCIOPRENEUR CAMP



Akhir pekan lalu, kami sekeluarga berkesempatan mengikuti kegiatan berkemah keluarga yang diadakan oleh Komunitas Mitra Sinergi. Tema besar dalam kemping kali ini adalah SOCIOPRENEUR atau jika dialihbahasakan ke dalam Bahasa Indonesia akan berarti 'wirausahawan sosial'. Ya karena memang salah satu misi dari kegiatan ini adalah menanamkan kepada anak-anak jiwa wirausaha yang memiliki empati dan rasa sosial yang tinggi. Singkatnya, memberi penanaman agar para bocah ini tak hanya memiliki jiwa wirausaha yang memikirkan keuntungan semata, tetapi juga ingat untuk berbagi. Menarik ya... πŸ’°πŸ’°πŸ’°

Lalu kegiatan apa saja sih yang kami lakukan dua hari kemarin?

🏊‍♀ Berenang 🏊‍♀

Sesuai 'rundown' acara, semua peserta diminta untuk hadir di tkp pukul 10.00 wib. Ohya lokasi kegiatan ini berlangsung di Telaga Sindur, Gunung Sindur, Bogor. Setelah menyimpan barang-barang bawaan, kami bebas melakukan penjelajahan awal di lokasi berkemah. Kebanyakan peserta, terutama para bocah memilih untuk berenang hingga waktu ishoma dhuhur tiba.

πŸ•Menentukan TendaπŸ•

Setelah istirahat, sholat dan makan siang, anak-anak dilibatkan dalam beberapa permainan 'outbond' sederhana. Mereka bekerjasama bermain sebagai satu tim keluarga. Hasil dari permainan ini menentukan posisi tenda yang akan kami tempati.
Alhamdulillah, tim kami beruntung mendapatkan posisi tenda yang memang kami incar sejak awal, yaitu tenda nomor 5 yang terletak paling pinggir dengan lokasi di bawah pohon rindang.

Sebagai informasi, kegiatan kemah keluarga ini diperuntukkan bagi para 'kempingers' pemula, sehingga pemilihan lokasi pun sengaja dipilih yang tidak terlalu 'alam liar' gitu...
Roha yang terbiasa hampir setiap bulan mengikuti kegiatan kemah pramuka di berbagai medan kemping, awalnya sedikit kecewa karena merasa kurang tantangan hihihi... Tapi tak rugi juga membawa kakak pramuka ikut kemping, sejak mendarat di lokasi, Roha langsung berinisiatif membuat jemuran darurat dari tali tambang, dan ternyata sangat bermanfaat untuk semua peserta.

⚖ Acara Utama ⚖

Selepas sholat ashar, maka acara inti dimulai. Para bocah, kali ini sebanyak 12 anak beragam usia 5-13 tahun, dikumpulkan di bawah bimbingan Kak Fitri untuk mendapat materi wirausaha sosial. Bagaimana kegiatannya?

Seruuuuu bangeeeeet....
Seluruh peserta diberi pemahaman awal tentang wirausaha dan tentang berbagi serta perlunya 'memperkaya diri' di kehidupan akhirat melalui kegiatan-kegiatan sosial di dunia.

Kak Fitri juga memaparkan bahwa tren wirausaha saat ini tak melulu penuh dengan aroma persaingan. Menjadi pengusaha tak selalu berkompetisi dengan sesama pengusaha. Para pengusaha juga dapat melakukan KOLABORASI dan KERJASAMA dengan sesama pengusaha untuk meraih profit bersama. Jiwa wirausaha kolaboratif inilah yang ingin ditanamkan dalam diri anak-anak.

Tentu saja membutuhkan beberapa simulasi praktek agar otak anak yang masih abstrak mampu mencerna dan memahami materi ini.

Para bocah yang terdiri dari 12 anak ini kemudian dibagi menjadi 3 kelompok. Dan diminta untuk mengumpulkan sebanyak mungkin bahan-bahan alam yang ada di sekitar area kemah. Kelompok pertama mengumpulkan ranting kering yang berserakan, kelompok kedua memunguti daun kering yang bertebaran dan kelompok terakhir mengambil serat-serat kapas kapuk yang terjatuh dari pohon kapuk.

Setiap bahan alam yang terkumpul kemudian dibagi menjadi 12 bagian sesuai dengan jumlah peserta yang hadir.
Naaah.. Yang menarik, kegiatan ini kemudian sekaligus menjadi ajang pengenalan materi perkalian dan pembagian bagi beberapa anak yang belum menerima materi ini di sekolah. Kelompok kapas kapuk misalnya, mereka membagi kapuk menjadi 12 bagian dalam formasi susunan 4 x 3. Artinya 4 bagian arah mendatar, dan 3 bagian menurun.

Sementara kelompok daun kering membagi hasil tangkapan mereka dengan format 6 bagian ke arah samping dan 2 susun menurun. Kak Fitri sebagai mentor segera memanfaatkan peluang ini untuk menjelaskan sekilas tentang perkalian dan pembagian angka 12 secara kongkrit. Bahwa angka 12 bisa diperoleh lewat perkalian 3x4 atau pun 6x2.
Menarik bukan...

Lalu anak-anak berbagi rata bahan alam yang mereka miliki masing-masing. Dengan saling berbagi sumber daya alam yang dimiliki, itulah wujud bentuk kolaborasi dan kerjasama untuk mendapatkan profit bersama.

πŸ’΅πŸ’΅ Sampah Menjadi Uang πŸ’΅πŸ’΅

Dari tiga bahan alam yang terkumpul, para peserta anak ini kemudian dibimbing dan diajarkan untuk berkreasi membuat karya seni. Kembali pemahaman wirausaha ditanamkan. Bahwa untuk memulai bisnis modal utama yang diperlukan adalah otak, kemauan berpikir, kreativitas dan kesungguhan hati untuk melakukan tindakan.

Tak selamanya modal dana harus ada, karena dengan kejelian dan kreativitas, sesuatu yang semula terlihat sebagai sampah tak berguna dan tersia-sia berserakan ternyata bisa disulap menjadi barang yang memiliki nilai jual ekonomis.

Berdasarkan testimoni para orangtua selepas kegiatan ini, ternyata penanaman tema wirausaha pada anak ini cukup masuk dan dapat dicerna oleh anak-anak.

❓ATS❓

Sementara anak-anak mendapat materi wirausaha sosial dari Kak Fitri, para orangtua pun memiliki agenda sendiri. Mendapat 'sharing' tentang metode ATS aka Ask To Solve. Saya sudah pernah menuliskan tentang metode ATS ini baik di laman fb atau pun blog, jadi rasanya tak perlu lagi ya saya ulas tentang ATS kali ini hehe..
Bagi yang belum tahu atau ingin baca lagi, sila meluncur ke: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10209099315714819&id=1676616764  atau klik https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10209115042747985&id=1676616764

πŸŒ‹ Api Unggun πŸŒ‹

Setelah menunaikan ibadah solat Isya dan selesai menyantap menu makan malam, para lelaki dewasa membuat api unggun. Kami semua duduk mengelilingi api unggun, mendengarkan dongeng para nabi sembari menyemil kudapan sehat.

Acara dongeng berlanjut dengan persembahan penampilan para bocah. Ada yang melantunkan hafalan surat, ada yang mengajak bermain tebak-tebakan, ada juga yang membacakan puisi.
Walau baru pertama kali bertemu, 12 anak ini cepat sekali membaur akrab. Di antara jeda kegiatan, mereka seolah tak pernah kering ide untuk menghabiskan waktu bersama. Geng 'boys' bahkan memutuskan untuk tidur bergabung dalam satu tenda yang sama, mengabaikan tenda keluarga masing-masing wkwkwwkwk.

πŸ‘³πŸΌ‍♀ Syekh Ali πŸ‘³πŸΌ‍♀

Di pagi hari setelah bebersih diri, anak-anak mendapat pelajaran Bahasa Arab sederhana dari Syekh Ali, seorang ulama asal Mesir yang alhamdulillah bersedia mengikuti kegiatan ini bersama kami. Syekh Ali hanya mengerti beberapa kata sederhana dalam Bahasa Indonesia, sehingga salah satu orangtua turut membantu menjadi penterjemah.

Sementara anak-anak belajar Bahasa Arab, para  emak dengan seru memasak dan ngeliwet nasi bersama. Untuk menu sarapan botram ikan asin lalap.. Maknyuuuussss..... Endessss....

πŸ“ Grafologi πŸ“

Agenda penutup kemah keluarga ini adalah materi grafologi bisnis. Para orangtua sedikit mendapat ilmu tentang makna garis tulisan tangan yang konon katanya dapat memperlihatkan karakter seseorang. Kali ini yang kami pelajari adalah grafologi bisnis, korelasi antara tulisan tangan dan kondisi keuangan kita eaaaaaaaaaaa.....
Tentu saja kegiatan ini berlangsung serius santai dan sangat seruuuuu diselingi gelak tawa dan komentar kocak membangun...

Pukul 10.00 wib di hari minggu, kami mulai membereskan seluruh barang bawaan untuk kemudian sayonara kembali ke rumah masing-masing. Akhir pekan ini, bertambah lagi wawasan kami, bertambah lagi pengalaman hidup, dan tentu saja bertambah pula jalinan persaudaraan dengan teman-teman baru. Semoga segera bersua kembali di lain kesempatan.

#FamilySociopreneurCamp
#GunungSindur
Load disqus comments

0 komentar

Designed By Risa Hananti. Diberdayakan oleh Blogger.