Sabtu, 30 Maret 2019

AGAR EMAK MILENIAL TAK KEBABLASAN DI TANGGAL MUDA #MoneySmartMenginspirasi

Tanggal muda, berjuta rasanya…
Pasti begitu suara nyanyian hati para maklenial (emak milenial) bangsa ini. Tanggal terima gaji selalu menjadi hari yang dinanti bagi maklenial yang berkarya di ranah publik, maupun ibu rumah tangga yang menanti jatah bulanan dari suami.

Minggu awal setelah transfer gaji diterima seringkali menjadi masa-masa membahagiakan yang membuat para maklenial menjadi makin bersemangat thawaf berkeliling menjelajah pusat belanja. Tak jarang pula diimbuhi silaturahmi dengan teman-teman arisan di kafe atau resto kekinian.

Tentu semua aktivitas sarat manfaat itu sah saja dilakukan, dan terkadang memang menjadi tuntutan yang harus dijalani. Namun pernahkah para emak terlena dengan beragam kegiatan ‘positif’ yang berimbas pada tak terkontrolnya anggaran belanja dan pengeluaran di awal bulan? Bahkan hingga berujung pada pengetatan ikat pinggang besar-besaran atau berhutang di tanggal tua?
Berikut ini beberapa trik kekep dompet yang dapat dicoba oleh para maklenial agar pengeluaran tak kebablasan di tanggal muda.

1. Alokasi Dana untuk Pos Kebutuhan Dasar


Hal pertama yang harus dilakukan setelah menerima gaji di awal bulan adalah melakukan perencanaan keuangan keluarga. Termasuk di dalamnya adalah segera mengalokasikan dana untuk pos-pos kebutuhan dasar yang wajib dibayar setiap bulan. Bagi emak milenial yang merasa awam dengan perencanaan keuangan keluarga, dapat mengintip beragam tips dan artikel keuangan di www.moneysmart.id atau cukup dengan mengetik #MoneySmartMenginspirasi di laman mesin pencari internet.

2. 10% Kesenangan


Relaksasi adalah salah satu bentuk memberi penghargaan pada diri sendiri. Bagi para emak, bentuk relaksasi ini lazim disebut me time. Wujudnya pun beragam, ada yang cukup dengan pergi ke taman untuk membaca habis sebuah buku. Ada yang memilih berbelanja benda yang menimbulkan kepuasan batin. Ada pula yang memilih bersantai memanjakan diri di spa atau berjumpa mengobrol dengan teman di tempat makan.

Menurut artikel berikut ini salah satu hal yang terlihat sepele namun tanpa disadari dapat menyebabkan dompet kebobolan adalah hobi hang out di kedai kopi yang tak dibatasi. Karena itu, apapun bentuk relaksasi dan kesenangan yang emak pilih, sebaiknya pastikan bahwa anggaran dana yang dihabiskan untuk memanjakan diri tak lebih dari 10% gaji bulanan yang diterima. Cukup lah melakukan relaksasi dan memanjakan diri, atau pun membeli barang untuk kesenangan hati dengan frekwensi sekali dalam sebulan.

3. Cukup Dua Ratus Ribu


Sudah menjadi kebiasaan umum bagi para maklineal, bahwa berapa pun jumlah nominal yang ada di dompet, biasanya akan sangat mudah mengalir tak bersisa. Membatasi jumlah uang tunai di dalam dompet dapat secara signifikan berpengaruh pada upaya penghematan. Setelah semua pos kebutuhan terbayar, sebaiknya cukup memegang uang tunai maksimal sejumlah Rp 200.000 saja.

Apabila dana tunai tersebut sudah habis dipergunakan untuk belanja kebutuhan dapur harian, maka emak dapat menarik dana dari ATM dengan jumlah maksimal tetap dua ratus ribu rupiah. Rasa malas untuk bolak-balik ke ATM terdekat demi menarik dana tunai bisa berperan cukup besar untuk membatasi keinginan belanja cukup dengan jumlah seadanya di dompet.

4. Batasi Grup Arisan


Arisan bak mempunyai dua sisi mata uang. Sisi positif arisan salah satunya adalah dapat dimanfaatkan sebagai sarana menabung, terutama bagi para emak rumahan yang tidak memiliki penghasilan sendiri. Namun di sisi lain, dapat juga menjadi bumerang terhadap pengeluaran.

Salah satu penyebab kebocoran dana adalah, arisan umumnya menjadi satu paket dengan acara hang out saat momen kocok arisan. Karena itu, semakin banyak grup arisan yang emak ikuti dapat berpotensi semakin banyak pula acara kumpul-kumpul yang harus dihadiri. Pengeluaran uang yang terlihat sepele seperti biaya transportasi dan biaya makan pun tanpa terasa menjadi menggunung. Jika emak ingin bergabung dalam grup arisan, maka batasi cukup dengan satu atau dua grup arisan saja.

5. Abaikan Situs Belanja


Kegemaran berselancar di marketplace atau situs belanja dunia maya juga bisa membuat para emak tergoda untuk berbelanja tanpa rencana. Di awal bulan, sebaiknya emak milenial menahan diri untuk tidak mengintip situs-situs belanja yang ada. Sebab umumnya bertebaran promo menggugah di berbagai marketplace, yang mana dapat memancing maklineal untuk membeli barang-barang yang sebenarnya belum dibutuhkan.

6. Menunggu Kulkas Kosong


Berbelanja persediaan bahan pangan untuk persediaan selama beberapa hari lazim dilakukan  para emak untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya transportasi. Yang perlu diperhatikan adalah, jangan sampai persediaan bahan pangan mentah menjadi berlebihan. Beberapa bahan pangan mentah memiliki sifat  tidak tahan lama. Sehingga berpotensi akan terbuang percuma karena layu jika terlalu lama disimpan. Terbuangnya bahan pangan di kulkas, akan menjadi salah satu pemborosan anggaran dapur.

Berbelanja bahan pangan sebelum isi kulkas habis terpakai, akan berpeluang membuat bahan pangan yang lebih dulu dibeli menjadi terlupa untuk digunakan, hingga akhirnya menjadi layu dan berakhir di tempat sampah. Menunggu isi kulkas kosong dan habis sebelum berbelanja bahan pangan mentah dapat menjadi kebiasaan yang sangat bijaksana bagi penggunaan anggaran belanja dapur.

7. Manfaatkan Promo Akhir Pekan


Beberapa supermarket dan minimarket memiliki program promo diskon setiap akhir pekan. Umumnya promo ini berlaku bagi sembilan bahan pokok dan kebutuhan dasar perawatan tubuh dan rumah.  Emak dapat memanfaatkan promo ini untuk menghemat pengeluaran.

8. Berjalan Kaki ke Minimarket Terdekat


Di lingkungan tempat tinggal emak milenial kini umumnya terdapat banyak minimarket yang menjual berbagai kebutuhan pokok. Ketimbang berbelanja di pusat belanja yang lebih jauh dan harus menggunakan kendaraan bermotor, emak dapat berjalan kaki ke minimarket terdekat untuk membeli beberapa barang kebutuhan.

Selain memberi manfaat bagi kesehatan tubuh, berjalan kaki untuk berbelanja dapat menjadi rem alamiah bagi hasrat belanja emak. Sebab kemampuan tenaga dan kapasitas kedua tangan untuk membawa barang belanjaan menjadi terbatas, ketimbang ruang simpan di kendaraan bermotor. Sehingga emak akan secara otomatis berpikir untuk membeli barang sesedikit mungkin sesuai dengan kebutuhan saja.

9. 15 Reason Why
Pisahkan kebutuhan dan keinginan. Walau sangat lumrah bagi maklineal, apabila terkadang godaan berbelanja sangat kuat datang menghampiri, sehingga membuat garis batas antara kebutuhan dan keinginan menjadi kabur. Jika fenomena ini yang terjadi maka tanyakan pada diri sendiri, seberapa besar kebutuhan untuk membeli suatu barang. Emak juga dapat menggunakan trik 15 Reason Why saat berbelanja.

Saat hati mulai ragu, maka sebelum membeli sesuatu, pikirkan atau tuliskan 15 alasan kenapa emak harus memiliki benda tersebut. Apabila emak dapat menuliskan 15 alasan untuk membeli dan memiliki, maka artinya barang tersebut memang benar-benar merupakan suatu kebutuhan. Sebaliknya, jika alasan yang dapat dipikirkan tidak mencapai jumlah 15, bisa jadi sesungguhnya hanya keinginan sesaat. Dan pembelian barang tersebut bisa ditunda, atau bahkan dibatalkan.

Load disqus comments

0 komentar

Designed By Risa Hananti. Diberdayakan oleh Blogger.