Kamis, 12 September 2019

TIPS MEMILIH KOMIK ANAK

Siapa yang tak tahu komik?
Media literasi bergambar ini banyak digemari oleh berbagai kalangan dan usia. Walau di Indonesia, komik identik dengan bacaannya anak-anak, namun tak sedikit orang dewasa dan para sesepuh yang juga menikmati membaca komik. Termasuk saya hehe...



Bagi anak-anak, komik adalah bahan bacaan yang cukup efektif untuk membangkitkan minat baca dan membangun budaya literasi. Sebab komik merupakan kolaborasi antara gambar dan huruf. Sehingga tidak membuat anak bosan dan memancing ketertarikan. Apabila anak bosan melihat huruf berjajar, maka dapat beralih memperhatikan detil gambarnya.

Perpaduan gambar dan huruf ini juga membuat mata anak tidak cepat lelah saat menikmati membaca komik.  Selain itu, penggunaan diksi kata dalam komik umumnya cenderung lebih ringan ketimbang buku atau novel. Sehingga lebih mudah dicerna dan dipahami oleh otak anak.

Meski demikian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para orangtua sebelum memberikan komik kepada anak-anak di rumah. Berikut adalah beberapa tips untuk memilihkan komik yang baik dan sesuai bagi ananda tercinta.

1. Orangtua Wajib Baca
Sebelum memberikan bahan bacaan apapun pada anak, pastikan orangtua sudah membacanya terlebih dulu. Karena orangtua adalah filter pertama dan utama yang memastikan layak atau tidaknya media tersebut untuk dikonsumsi oleh anak di rumah.

Jika orangtua mengetahui apa saja info yang dibaca anak, hal ini juga membantu untuk membuka keran diskusi literasi dengan anak. Diskusi atau obrolan santai ini pada akhirnya akan memberi imbas positif bagi kelekatan serta kualitas komunikasi antara anak dan orangtua.

2. Alur Cerita yang Realistis
Ide dan gagasan kisah yang tertuang dalam komik yang akan diberikan pada anak (terutama di usia dini), sebaiknya sebisa mungkin dekat dengan realita keseharian. Tidak terlalu imajiner atau terlalu berfantasi.


Sebab konsep kerja otak anak masih sangat kongkrit. Jika mendapat suguhan kisah yang terlalu imajiner, maka otak anak akan kesulitan membedakan antara fantasi dan realita. Perkembangan dunia literasi, termasuk komik saat ini cukup mendukung, karena kini cukup banyak komik yang kontennya sangat realistis. Seperti komik sains ilmiah, atau komik bergenre sejarah dan biografi tokoh terkenal.

3. Konten Cerita Sesuai Tahap Usia
Walau komik identik dengan dunia anak, namun tak selamanya semua komik diperuntukkan untuk konsumsi anak. Terlebih jika kita merujuk pada komik-komik yang berasal dari Jepang. Banyak komik yang sesungguhnya menyasar target pembaca remaja atau bahkan dewasa.

Salah satu jenis komik untuk kalangan dewasa yang cukup sering dibaca anak-anak

Karena itu orangtua harus sangat selektif dan berhati-hati memilihkan komik. Jangan sampai, misalnya, komik bergenre remaja dengan ide utama cerita relasi percintaan diberikan kepada anak usia TK. Atau komik dewasa dengan muatan cerita fiksi pembunuhan yang detil berbalut tokoh detektif dijadikan koleksi baca untuk anak usia SD.

4. Tampilan Gambar Visual yang Sopan
Yang namanya komik tentu saja penuh dengan gambar para tokoh dalam cerita. Detil penggambaran para tokoh maupun rinci gerakan yang ditampilkan dalam sebuah komik juga perlu jadi bahan pertimbangan sebelum memilih komik.

Contoh komik dengan tampilan visual tokoh berpakaian santun

Sebaiknya pilih visualisasi yang menampilkan gambaran tokoh yang sopan. Misalnya dari segi pakaian para tokoh yang tidak mengumbar aurat. Atau penggambaran alur cerita yang tidak anarkis penuh dengan adegan kekerasan berlebihan yang tak layak ditampilkan.

Hal ini sangat penting diperhatikan. Karena gambar visual karakter dan tokoh cenderung lebih melekat di otak dari pada kalimat dan kata. Dan komik adalah salah satu media yang kini rentan disusupi oleh pornografi terselubung.

Komik sejarah atau biografi tokoh dapat menjadi pilihan bijak untuk koleksi media baca

Yuk lebih selektif dan waspada.
Tebarkan semangat literasi, dan tetap bijak memilih asupan media baca bagi keluarga.
Semoga bermanfaat....

#sahabatkeluarga
Load disqus comments

2 komentar

Designed By Risa Hananti. Diberdayakan oleh Blogger.